Ternyata, Likuifaksi di Palu Sudah Dijelaskan di Dalam Al-Quran


Referensi pihak ketiga
Gempa bumi berkekuatan 7,4 SR di Palu, Sigi, Mamuju dan Donggala yang disusul dengan tsunami menyisakan banyak kesedihan. Dan dampak yang paling mengerikan yang dipicu gempa tersebut yaitu fenomena alam likufaksi yang menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah menenggelamkan sekitar 2.500 unit rumah di Kampung Patobo dan sekitarnya, dengan luas mencapai 180 hektar lebih.
Danny Hilman, peneliti senior gempa dan tsunami Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI, seperti dikutip dari laman lipi.go.id, menjelaskan fenomena likuifaksi atau pencairan tanah yang terjadi di palu adalah kondisi keadaan tanah yang tidak padat, yang kemudian akibat guncangan gempa mengakibatkan air yang berada di dalam tanah pun naik dan bercampur dengan tanah menjadi lumpur, akibatnya bangunan seperti rumah hingga pohon yang ada di atasnya terhisap ke dalam lumpur tersebut dan seperti tenggelam ke dalam bumi.
Sementara itu, Agustan ahli geologi di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) kepada bbc.com menjelaskan bahwa kondisi likuifaksi adalah seperti larutnya benda padat ke dalam cairan, dianalogikan seperti pasir yang terlarut dalam air.

Ilustrasi tenggelamnya Karun beserta hartanya ke dalam bumi (Sumber: jadiberita.com)
Penjelasan di Dalam Al-Quran
Fenomena mengerikan likuifaksi di Palu dan sekitarnya tersebut menurut para ahli, ternyata bukan yang pertama kali terjadi. ,Saat gempa bumi di Lombok juga sebelumnya, fenomena likuifaksi ternyata juga terjadi. Hanya saja, di Lombok, fenomena likuifaksinya tidak dalam skala besar, sehingga tidak ada dampak parah seperti di Palu.
Fenomena Likuifaksi sepertinya memang dianggap baru bagi publik tanah air dan baru dikenal setelah terjadinya bencana gempa di Palu, Sigi dan Donggala, tapi ternyata jauh sekitar 1.400 tahun yang lalu Al-Quran telah mencatat peristiwa serupa pernah terjadi.
Menurut Mulyadi Nurdin, Lc, MH, Dosen IAIN Zawiyah Cot Kala Langsa, alumnus Al-Azhar University Kairo, Mesir terdapat dua kisah di dalam Alquran yang di dalamnya menukilkan peristiwa tenggelamnya bangunan ke dalam bumi, yaitu yaitu kisah kaum Nabi Luth AS dan kisah Qarun, kaum Nabi Musa AS, seperti dikutip dari laman tribunnews.com.
Kisah pertama tentang Kaum Sodom di zaman Nabi Luth yang diazab Allah SWT karena keingkaran mereka kepada dakwah Nabi Luth AS. Dikisahkan kaum Sodom adalah masyarakat yang identik dengan kerusakan moral yang parah dan yang paling parah adalah perilaku menyukai sesama jenis, seperti disebutkan dalam Surat Al-Hijr ayat 73-76.
“Maka mereka dibinasakan oleh suara keras yang mengguntur, ketika matahari akan terbit. Maka Kami jadikan bahagian atas kota itu terbalik ke bawah dan Kami hujani mereka dengan batu belerang yang keras. Sungguh pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Kami) bagi orang-orang yang meperhatikan tanda-tanda. Dan sesungguhnya kota itu benar-benar terletak di jalan yang masih tetap (dilalui manusia).” (QS: Al-Hijr [15]: 73-76).

Ilustrasi Karun dan rombongannya membawa hartanya (Sumber: istiklal.com.tr)
Kemudian kisah kedua, yaitu kisah Karun yang tenggelam ke dalam bumi seperti fenomena likuifaksi yang di dalam Al-Quran disebut dengan peristiwa Al-Khasf . Karun atau Qarun dikisahkan di Al-Quran sebagai seseorang yang sangat kaya raya. Namun, kekayaannya itu membuatnya menjadi sombong, zalim kepada sesama, suka memamerkan kekayaan dan mengingkari Allah swt.
Akibatnya seperti dikisahkan dalam Surat Al-Qashas ayat 76 dan 78, Karun kemudian ditenggelamkan bersama hartanya ke dalam bumi bersama dengan hartanya. Qarun dibinasakan, ditenggelamkan ke dalam tanah beserta seluruh harta kekayaannya seperti dikisahkan dalam Surat Al-Qashshash Ayat 81.
"Maka Kami benamkan dia (Qarun) bersama rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya satu golongan pun yang akan menolongnya selain Allah, dan dia tidak termasuk orang-orang yang dapat membela diri." (QS: Al-Qashash, 81)
Sesungguhnya Qarun termasuk kaum Musa, tetapi dia berlaku zalim terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya, “Janganlah engkau terlalu bangga. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang membanggakan diri.”. (Al-Qashas: 76)
Qarun berkata: “Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku”. Dan apakah ia tidak mengetahui, bahwasanya Allah sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu, tentang dosa-dosa mereka. (Al-Qashash: 78).
Menurut Mulyadi Nurdin, Lc, MH, jika sekarang kita seringkali menyebut harta yang terpendam di dalam tanah sebagai harta karun, mungkin kisah Karun atau Qarun inilah yang kemudian menjadi legenda harta karun. wallahu a'lam bishawab
(kyu)

Sumber:
  • Lipi.go.id/berita/Ini-yang-Perlu-Diketahui-tentang-Gempa-dan-Tsunami-di-Indonesia/21325
  • www.bbc.com/indonesia/indonesia-45708229
  • aceh.tribunnews.com/2018/10/13/fenomena-tanah-bergerak-saat-gempa-di-palu-dan-donggala-begini-kisah-likuifaksi-dalam-alquran?page=all
  • UC News

0 Response to "Ternyata, Likuifaksi di Palu Sudah Dijelaskan di Dalam Al-Quran"

Post a Comment

Pages

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel