Certa Lucu Abu Nawas (Menampar Pipi Raja)
Suatu ketika Abu Nawas mampir kerumah temannya, seorang yahudi.
Ternyata pada hari itu tengah berlangsung suatu pertunjukan musik. Acara
nya begitu meriah dan penontonpun begitu ramai semua tamu terlibat dalam acara
tersebut termasuk Abu Nawas.
Saat acara selesai semua penonton kehausan dan tuan rumahpun menyuguhkan
minuman kepada hadirin. Masing- masing mendapatkan secangkir kopi. Namun ketika
hendak meminumnya tiba- tiba ia ditampar oleh si yahudi tadi, karena
masih dalam keadaan ramai dan suasana kegembiraan. Hal tersebut tidak
dihiraukan kemudian diangkatlah cangkir tadi namun lagi-lagi Abu Nawas
ditampar.
Tidak diduga, ternyata tamparan yang diterima oleh Abu Nawas cukup banyak
sampai akhir acara. Sembari berjalan pulang, Abu Nawas pun menggerutu
“Sungguh jahatnya orang yahudi itu, main tampar aja. Perbuatan kayak gini
gak boleh dibiarin ” gumamnya.
“Tapi, apalah dayaku hendak melarangnya aku bukan siapa-siapa” tambahnya.
Tiba-tiba Abu Nawas punya akal, ia hendak mengajak raja ketempat
tersebut.
Keesokan harinya, Abu Nawas menemui sang raja di istana
“Tuan raja, akn kukabarkan berita yang belum tuan ketahui”
“Apa itu Abu Nawas?”
“Ternyata, dinegeri ini ada permainan yang belum hamba kenal dan sangat
aneh” Lapor Abu Nawas.
“Dimana?” Tanya raja.
“Ditepi hutan sana tuan” Jawabnya.
“Ya sudah, mari kita lihat” Ajak raja
“ Nanti malam saja tuan. Kita memakai pakaian santri ” Saran Abu Nawas.
Malampun tiba, berangkatlah Raja ditemani oleh Abu Nawas ke tempat yang
dimaksud Abu Nawas, yaitu kediaman orang yahudi tersebut. Setelah sampai disana
si Yahudi tersebut tengah asyik bermain musik dengan teman-temannya,lalu sang
rajapun dipersilahkan duduk .
Tidak berselang lama, sang raja di ajak menari oleh si yahudi, namun raja
menolak. Si yahudipun akhirnya menampar dan memaksa sang raja.Sang raja
akhirnya menyadari, ternyata permainan inilah yang dimaksudkan oleh Abu Nawas.
Tapi apalah daya raja tidak bisa menolaknya setelah dipaksa lagi,
Sang raja pun menari dengan perasaan terpaksa dan keringat yang membasahi
sekujiur tubuhnya. Seperti biasa setelah usai menari tuan rumahpun memberikan
minuman kepada para undangan. Sementara Abu Nawas berpura – pura izin ke toilet
untuk pulang kerumah dan meninggalkan sang raja sendirian.
“Biarkan baginda merasakan sendiri , jika tidak begitu tuan tidak akan
mengetahuk keadaan rakyatnya sendiri dan hanya percaya pada laporan menteri dan
pengawal” ucap Abu Nawas dalam hati.
Sang raja tetap berada dalam acara tersebut. Namun sayangnya ketika sang
raja hendak mengangkat kopi dicangkirnya, sang raja pun terkena tamparan
si yahudi seperti yang dialami Abu Nawas kemarin. Hal itu terus berulang
sampai kopi dalam cangkir tersebut tinggal sedikit.
Acara pun telah usai dan sang raja akhirnya pulang sendirian.
Keesokan harinya, sang raja langsung mengutus pengawal untuk
memanggil Abu Nawas supaya menghadapnya.
Abu Nawaspun dating menghadap raja
“Wahai anu nawas, apa yang kau lakukan tadi malam? Baik sekali perbuatanmu,
kau biarkan aku sendiri dipermalukan seperti itu” Tanya naginda dengan perasaan
kesal.
“Wahai tuan raja, hamba mohon maaf atas perlakuanku tadi malam. Tapi saya
hendak melaporkan bahwa sebelumnya saya juga mengalami hal yang sama seperti
yang dialami tuan. Namun setelah saya berfikir apabila hal tersebut saya
laporkan jujur pasti tuan tidak akan percaya. Maka dari itu saya langsung bawa
tuan ke sana supaya tuan sendiri dan mengetahui apa yang rakyat lakukan dan
juga rasakan” Jelas Abu Nawas membela diri
Sang raja terdiam, dan akhirnya tidak bisa membantah ucapan Abu Nawas. Lalu
disuruhnya pengawal untuk memanggil si Yahudi tersebut.
Si Yahudi pun datang.
“Hai si yahudi, mengapa engkau berani- beraninya menamparku
menamparku tadi malam ?” Tanya raja marah
“Wahai tuan raja, hamba tadi malam tidak mengetahui bahwa itu adalah engkau
tuan raja. Jikalau tahu pasti aku tidak akan berani menampar tuan.” Jawab si
yahudi membela diri.
Namun ternyata pembelaan si yahudi tidak ada gunanya. Sang raja
langsung memerintahkan pengawal untuk menyeret si yahudi kedalam penjara.
“Sekarang terimalah pembalasanku” Ucap raja
“Ampuni hamba tuan” mohon si yahudi.
Setelah kejadian itu, sang raja sadar bahwa ia harus memperhatikan
rakyatnya . Raja juga berterimakasih kepada Abu Nawas atas laporannya sehingga
ia dapat merasakan menjadi rakyat biasa.
0 Response to " Certa Lucu Abu Nawas (Menampar Pipi Raja)"
Post a Comment